
Apa Itu Sifilis- Raja singa atau sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat memengaruhi berbagai organ tubuh dan memiliki beberapa tahap perburukan kondisi.
Umumnya, sifilis adalah penyakit yang diawali dengan luka di sekitar alat kelamin, dubur, ataupun mulut. Awal kemunculan luka tersebut cenderung tidak disertai dengan rasa nyeri. Karena lukanya tidak terasa nyeri, sifilis kadang tidak langsung disadari oleh penderitanya. Walau begitu, penderita sifilis tersebut tetap bisa menularkan infeksinya ke orang lain.
Apabila tidak ditangani dengan segera, sifilis berisiko menyebabkan komplikasi penyakit lain, seperti kerusakan jantung, tumor, infeksi HIV, dan gangguan kehamilan serta persalinan bagi ibu hamil.
Penyebab Sifilis
Bakteri yang dapat menyebabkan penyakit sifilis adalah jenis Treponema pallidum. Bakteri tersebut menginfeksi tubuh manusia melalui luka di alat kelamin, anus, bibir, maupun mulut.
Apa Itu Sifilis- Penularan sifilis sendiri dipicu oleh aktivitas seksual yang dilakukan oleh penderitanya, seperti penetrasi, seks oral, atau seks anal. Namun, risiko penularan sifilis dapat dicegah menggunakan alat pengaman, seperti kondom, saat melakukan aktivitas seksual.
Selain itu, sifilis adalah penyakit yang juga berpotensi ditularkan dari ibu penderita ke bayinya. Sifilis bawaan pada bayi baru lahir disebut dengan istilah sifilis kongenital. Kondisi sifilis kongenital pada bayi dapat dikurangi risikonya dengan mengobati penyakit tersebut sebelum ibu hamil memasuki umur kehamilan 4 bulan.
Gejala Sifilis
Terdapat beberapa tahapan gejala sifilis yang dimulai dari munculnya luka hingga tahapan yang paling berbahaya, yaitu munculnya tumor kecil di bagian tubuh tertentu. Bahkan, sifilis yang tidak diobati dengan tepat dapat memengaruhi kesehatan organ tubuh lainnya. Berikut masing-masing penjelasan terkait tahapan gejala sifilis.
- Sifilis Primer
Apa Itu Sifilis- Penyakit sifilis primer ditandai dengan munculnya luka pada alat kelamin, dubur, bibir, maupun mulut. Selain itu, dapat juga ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah selangkangan yang menandakan adanya reaksi sistem kekebalan tubuh melawan infeksi sifilis.
Ciri-ciri tersebut akan muncul di 10–90 hari pertama setelah bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh. Lama waktu pemulihan sifilis primer umumnya kurang lebih 3–6 minggu setelah menjalani pengobatan.
Perlu diketahui, luka sifilis yang tidak diobati dan hilang dengan sendirinya bukanlah kondisi yang menandakan bahwa sifilis segera sembuh. Hilangnya luka tersebut justru mengindikasi infeksi telah berkembang ke tahap selanjutnya.
Oleh karena itu, Anda disarankan untuk mendatangi dokter sesegera mungkin pada tahapan ini karena masih dapat ditangani dengan mengonsumsi obat tertentu sehingga sifilis tidak beralih ke tahap selanjutnya.
- Sifilis Sekunder
Sifilis sekunder adalah tahapan yang akan terjadi beberapa minggu setelah luka di sekitar alat kelamin, dubur, bibir, atau mulut menghilang. Gejala yang ditimbulkan dari sifilis sekunder yaitu munculnya ruam di beberapa bagian tubuh, seperti telapak tangan atau kaki.
Di samping itu, penderita sifilis sekunder juga akan merasakan beberapa gejala lain, seperti:
- Flu.
- Sakit kepala.
- Nyeri sendi.
- Demam.
- Merasa lelah secara berlebihan.
- Pembesaran kelenjar getah bening.
- Rambut rontok.
- Penurunan berat badan.
- Sifilis Laten
Di tahapan ini, penderita sifilis tidak mengalami gejala klinis tertentu. Di 12 bulan pertama sifilis laten terjadi, penderita masih dapat menularkan infeksinya. Namun, setelah 2 tahun, infeksi sifilis sudah tidak dapat ditularkan lagi, meskipun bakteri penyebab sifilis masih ada di dalam tubuh. Apabila tidak segera ditangani, sifilis laten dapat berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu tersier.
- Sifilis Tersier
Infeksi sifilis tahap tersier ini merupakan tahapan dalam penyakit sifilis yang paling berbahaya. Tahap ini biasanya muncul 10–30 tahun setelah infeksi primer. Gejala sifilis tersier umumnya ditandai dengan munculnya gumma atau tumor kecil pada bagian tubuh tertentu.
Di samping itu, sifilis tersier juga dapat berdampak pada organ tubuh lain, seperti jantung, otak, mata, hati, serta pembuluh darah. Sehingga penderita sifilis tersier rentan untuk terkena penyakit jantung dan stroke.
Diagnosis Sifilis
Dokter biasanya akan melakukan diagnosis penyakit sifilis ini dengan melakukan pemeriksaan darah di laboratorium. Pemeriksaan darah tersebut dilakukan untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri sifilis. Ada dua jenis pemeriksaan darah untuk diagnosis sifilis, yaitu:
- Tes VDRL (Venereal Disease Research Laboratory).
- Tes TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination).
Langkah Pengobatan Sifilis
Langkah pengobatan sifilis dilakukan sesuai dengan tahapannya. Bagi penderita sifilis primer dan sekunder, dokter akan mengobatinya dengan menyuntikkan antibiotik ke dalam otot. Sedangkan, untuk penderita sifilis tersier akan mendapatkan antibiotik melalui jalur intravena (infus).
Untuk ibu hamil penderita penyakit sifilis juga akan mendapatkan penanganan yang sama dengan pengidap sifilis tersier. Setelah mendapatkan pengobatan, penderita sifilis akan melakukan pemeriksaan darah kembali untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh total.
Dari informasi di atas dapat disimpulkan bahwa sifilis adalah penyakit menular seksual yang dapat ditangani dengan melakukan serangkaian pemeriksaan dan pengobatan oleh tenaga medis.
Sebagai bentuk pencegahan, lakukan medical check up untuk mengetahui kondisi organ reproduksi maupun kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Jika Kamu ingin berkonsultasi bisa langsung konsultasi ke Dokter Spesialis Kandungan di RS. BHAYANGKARA TK.III BANJARMASIN
Berikut Daftar Dokternya:
- dr. H. Sutarinda Z., Sp. OG. (K)
- dr. Mokh. Anhar Dani, Sp. OG, M. Ked. Klin
- Dr. dr. Pribakti Nurjaja, Sp.O.G, Subsp. Urogin. Re
- DR. dr. Renny Aditya, M.Kes., Sp.OG (K)
Baca juga postingan kami yang lain :
Sumber:
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/sifilis-adalah