Apa Itu Kecanduan (Adiksi)

Apa Itu Kecanduan (Adiksi)- Adiksi atau kecanduan adalah keadaan ketika seseorang tidak memiliki kendali untuk berhenti melakukan, mengambil, atau menggunakan sesuatu bahkan ketika hal tersebut sudah membahayakan diri sendiri. Secara umum, adiksi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adiksi zat dan adiksi perilaku. Berikut penjelasan mendetail dari masing-masing jenis adiksi.


Apa Itu Kecanduan (Adiksi)- Adiksi zat (substance addictions): Kondisi ketika seseorang kecanduan kecanduan zat, seperti alkohol, kafein, ganja, halusinogen, inhalants, opioid, obat penenang, anxiolytics (obat anti cemas), stimulan, obat penenang (sedatives), hypnotics, dan rokok.


Apa Itu Kecanduan (Adiksi)- Adiksi perilaku (non-substance addictions): Kondisi ketika seseorang kecanduan untuk melakukan suatu hal secara berlebihan. Beberapa contoh adiksi perilaku adalah gaming disorder (kecanduan bermain video game) dan gambling disorder (kecanduan berjudi).


Penyebab Adiksi

Pada dasarnya, adiksi bukan disebabkan oleh satu kondisi saja. Hal ini dapat dipicu oleh kondisi yang sangat kompleks. Namun, terdapat dugaan bahwa penyebab kecanduan berkaitan dengan perubahan reaksi senyawa kimia yang memengaruhi pusat penghargaan (reward) di dalam otak.

Saat melakukan suatu hal yang menyenangkan, seperti melakukan hobi, menghabiskan waktu dengan orang terdekat, atau mengonsumsi makanan lezat, tubuh akan melepaskan hormon dopamin yang bisa memicu perasaan bahagia. Pengalaman ini dapat membuat seseorang ingin melakukan aktivitas tersebut secara berulang karena bisa memperoleh penghargaan berupa perasaan bahagia.

Namun, jika tubuh melepaskan hormon dopamin secara berlebihan, hal tersebut bisa memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Kondisi ini dapat membuat seseorang memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu secara tidak sehat dan berlebihan.

Seiring berjalannya waktu, aktivitas yang memicu produksi hormon dopamin ini dapat mengubah aktivitas kimia di dalam otak sehingga membuat seseorang tidak lagi sensitif terhadap efeknya dalam memberikan perasaan bahagia. 

Akibatnya, seseorang  akan membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk melakukan aktivitas tersebut agar bisa mendapatkan efek yang sama seperti sebelumnya. Secara umum, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami adiksi adalah sebagai berikut.


Faktor genetik.

Menderita gangguan kesehatan mental tertentu, seperti depresi, post-traumatic stress disorder (PTSD), gangguan bipolar, dan lain sebagainya.

Pengaruh dari lingkungan sekitar. Misalnya, berada di lingkungan sosial yang memiliki kecenderungan untuk menyalahgunakan NAPZA, mengalami trauma masa kecil, dan lain-lain.

  • Memiliki coping mechanism yang buruk.
  • Kecenderungan berperilaku agresif dan impulsif.
  • Pola asuh orang tua yang kurang tepat.

Gejala Adiksi

Gejala adiksi dapat berbeda-beda pada setiap individu, tergantung pada jenis zat yang digunakan atau aktivitas yang sering dilakukan. Namun secara umum, beberapa gejala yang kerap terjadi pada seseorang yang mengalami adiksi adalah sebagai berikut:

Tidak mampu menghentikan penggunaan atau konsumsi zat atau perilaku tertentu, meskipun sudah merugikan atau bahkan membahayakan diri sendiri.

Meningkatnya toleransi terhadap penggunaan zat-zat atau perilaku tertentu. Misalnya, seseorang yang mengalami adiksi kokain akan memerlukan dosis yang lebih banyak untuk merasakan efek euforia yang sama seperti sebelumnya.

Terlalu fokus dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang membuatnya kecanduan.

Tidak dapat mengendalikan diri sendiri, kewalahan, hingga depresi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan adiksinya.

Kecanduan berdampak pada semua aspek termasuk kesehatan fisik, kesehatan mental, hubungan pribadi atau sosial, dan karier. Seseorang yang mengalami adiksi mungkin mengalami kesulitan dalam memenuhi tanggung jawab di tempat kerja, sekolah, atau rumah karena penggunaan narkoba atau aktivitas yang membuat kecanduan tersebut. Meski sudah mengetahui dampak buruk dari kecanduan, penderita tetap tidak bisa berhenti.

Di samping itu, penderita adiksi juga dapat mengalami withdrawal, yaitu gejala tertentu saat berhenti menggunakan zat atau melakukan aktivitas yang membuatnya kecanduan. Gejala tersebut di antaranya adalah berkeringat, gemetar, muntah, mudah tersinggung, dan cemas berlebihan.


Diagnosis Adiksi

Dalam mendiagnosis adiksi, dokter dapat merujuk pasien ke psikiater atau psikolog untuk memperoleh evaluasi kesehatan mental secara menyeluruh. Dalam hal ini, psikiater atau psikolog dapat mengajukan pertanyaan seputar penggunaan zat-zat atau perilaku yang membuat pasien kecanduan.

Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya, seperti tes urine atau tes darah guna mengevaluasi kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis tertentu yang dialami oleh pasien.


Cara Mengatasi Adiksi

Adiksi adalah kondisi yang dapat dipulihkan. Namun, perlu diketahui bahwa adiksi bisa bersifat kambuhan, sehingga proses penanganan dan pemulihannya mungkin saja akan berlangsung seumur hidup. Adapun beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menangani adiksi adalah sebagai berikut:

Penggunaan obat-obatan tertentu untuk kondisi yang menjadi penyebab adiksi, seperti pemberian antidepresan untuk menangani adiksi yang disebabkan oleh depresi.

Pemantauan kondisi pasien secara berkala untuk menghindari risiko masalah kesehatan yang serius selama berhenti menggunakan zat-zat adiktif atau melakukan aktivitas tertentu.

Rehabilitasi, yaitu program yang dilakukan untuk membantu memulihkan kondisi seseorang yang menderita penyakit kronis, baik secara fisik maupun psikologis.

Psikoterapi (talk therapy), seperti terapi perilaku kognitif dan terapi grup.

Jadi, adiksi adalah gangguan perilaku yang perlu segera ditangani dengan tepat agar tidak berdampak pada kualitas hidup seseorang. Apabila Anda atau orang terdekat Anda mengalami kecanduan terhadap suatu hal, sebaiknya segera lakukan konseling dengan psikolog atau psikiater melalui layanan Telekonsultasi, yaitu sebuah layanan dari Siloam Hospitals yang memungkinkan Anda untuk mendapatkan saran perawatan dari dokter di mana saja.

Selain itu, layanan ini juga dapat memudahkan pasien untuk memperoleh resep obat-obatan dari dokter tanpa perlu keluar rumah. Namun, jika diresepkan jenis obat tertentu, seperti antidepresan dan antipsikotik, pasien diharuskan untuk mengambilnya secara langsung (self pick up).


Jika Kamu ingin berkonsultasi bisa langsung konsultasi ke Dokter Spesialis Jiwa di RS. BHAYANGKARA TK.III

Berikut daftar Dokternya:

  • dr. Noorsifa, M. Sc. Sp. KJ

Sumber:

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-adiksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *