Hari Demam Berdarah Nasional, Mari Cegah DBD

Hari Demam Berdarah Nasional, Mari Cegah DBD – Hari Demam Berdarah Nasional diperingati tanggal 22 April setiap tahunnya yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat mencegah bahaya penyakit demam berdarah. Demam Berdarah (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti  dan Aedes albocpictus yang sebelumnya terinfeksi virus dengue dari penderita demam berdarah lainnya. Di Indonesia sendiri vektor pembawa penyakit umumnya nyamuk Aedes aegypti betina dikenal sebagai nyamuk demam berdarah yang memiliki ciri khas tubuh dan tungkainya ditutupi sisik bergaris putih keperakan yang biasanya aktif di pagi dan sore hari pada tempat yang lembab dan di permukaan air yang menggenang. Demam berdarah merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia yang setiap tahunnya memiliki jumlah kasus yang masih tinggi. Tak jarang penyakit ini juga menimbulkan kematian bagi penderitanya. Adapun gejala-gejala demam berdarah yang harus diwaspadai yaitu demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan muntah, manifestasi perdarahan seperti mimisan atau gusi berdarah, kulit ruam kemerahan, dan nyeri otot, tulang, dan sendi.

Dalam penanganan demam berdarah diperlukan peran serta masyarakat untuk menekan angka kasus demam berdarah. Keterlibatan masyarakat dari tingkat RT, RW, maupun perangkat desa sangat penting untuk memaksimalkan Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M+ yang perlu dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun terutama saat musim penghujan. 3M+ adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk demam berdarah yang dilakukan dengan cara :

  1. Menguras, yaitu membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain;
  2. Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, dan lain sebagainya;
  3. Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular demam berdarah; dan
  4. Plus cara lain dengan kegiatan pencegahan demam berdarah, seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Di tengah pandemi COVID-19 saat ini, dimana banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah saja dapat dimanfaatkan bagi masyarakat untuk memanfaatkan waktu di rumah untuk melakukan kegiatan PSN secara mandiri bersama keluarga agar lingkungan tempat tinggal dapat bersih. Selain itu, menjaga pola konsumsi dengan makanan yang bergizi, olahraga dan istirahat yang cukup agar tubuh tetap sehat sehingga dapat mengurangi resiko penularan demam berdarah. Masyarakat juga dihimbau guna dapat mengenali gejala-gejala umum demam berdarah, sehingga jika salah satu anggota keluarga memiliki gejala yang menunjukan demam berdarah seperti demam tinggi secara terus menerus, maka keluarga dapat segera memeriksakan anggota keluarga ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sumber :
https://rsutjokronegoro.purworejokab.go.id/hari-demam-berdarah-nasional

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *