Gejala penyakit hepatitis
Gejala hepatitis – Hepatitis adalah suatu gejala penyakit berupa peradangan organ hati, kondisi ini terjadi karena infeksi virus.
Jenisnya terbagi dua berdasarkan sifatnya, yaitu akut dan kronis. Jenis akut terjadi bisa secara tiba-tiba dalam kurun waktu yang cenderung singkat.
Adapun sejumlah gejala yang umumnya terjadi pada pengidap penyakit ini, yaitu:
- Mengalami gejala seperti flu, mual, muntah, demam, dan lemas.
- Feses berwarna pucat.
- Mata dan kulit berubah menjadi kekuningan.
- Nyeri di bagian perut.
- Turun berat badan.
- Urine menjadi gelap seperti teh.
- Kehilangan nafsu makan.
Penyebab penyakit hepatitis
1. Hepatitis A
Jenis ini terjadi akibat virus hepatitis A (HAV). Dapat menular melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari pengidap.
2. Hepatitis B
Penyakit ini terjadi akibat virus hepatitis B (HBV). Jenis ini umumnya menular melalui cairan tubuh dari pengidap, seperti darah, cairan Miss V, dan air mani. Penularan penyakit ini juga bisa terjadi melalui proses persalinan.
3. Hepatitis C
Jenis ini terjadi akibat infeksi virus hepatitis C (HCV). Cairan tubuh, terutama melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom dapat menularkan penyakit ini.
4. Hepatitis D
Jenis berikutnya yaitu hepatitis D, yang terjadi akibat oleh virus hepatitis D (HDV). Virus tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B.
Penyakit dapat menular melalui darah dan cairan tubuh lainnya.
5. Hepatitis E
Penyebab jenis ini adalah virus hepatitis E (HEV). Jenis ini banyak terjadi di lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus pada sumber air.
6. Hepatitis Autoimun
Dalam beberapa kasus, sistem kekebalan tubuh dapat salah mengira bahwa hati sebagai organ yang berbahaya dan menyerangnya.
Hal tersebut menyebabkan terjadinya peradangan berkelanjutan yang kadarnya ringan hingga berat, dan sering kali menghambat fungsi hati.
Penyakit ini lebih rentan terjadi pada wanita daripada pria.
Penyebab penyakit ini belum jelas. Namun kondisi tersebut lebih mungkin muncul pada orang dengan kondisi autoimun lain, seperti tiroiditis, diabetes tipe 1, anemia hemolitik, penyakit celiac, dan kolitis ulseratif.
7. Hepatitis Neonatal
Hepatitis neonatal merupakan peradangan hati yang terjadi hanya pada awal masa bayi, biasanya antara satu hingga dua bulan setelah lahir.
Mengutip Johns Hopkins Medicine, sekitar 20 persen bayi dengan kondisi ini terinfeksi oleh virus yang menyebabkan peradangan sebelum lahir yang tertular dari ibunya.
Kondisi yang dapat terjadi setelah bayi lahir juga termasuk cytomegalovirus, rubella (campak), dan virus hepatitis A, B, atau C.
Sementara itu dalam kebanyakan kasus lainnya, virus tidak dapat teridentifikasi secara spesifik sebagai penyebabnya.
8. Hepatitis Alkoholik
Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan dan peradangan hati.
Kondisi tersebut juga bernama hepatitis alkoholik. Perlu kamu ketahui, alkohol dapat melukai sel-sel hati secara langsung.
Seiring berjalan waktu, kerusakan tersebut dapat permanen sehingga menyebabkan penebalan atau jaringan parut pada jaringan hati (sirosis) dan gagal hati.
9. Toxic Hepatitis
Penyebab penyakit ini adalah penggunaan obat-obatan tertentu yang melebihi dosis.
Akibatnya, hati mengalami peradangan atau rusak karena bekerja terlalu keras dalam memecah obat-obatan yang kamu konsumsi.
10. Hepatitis Akibat Cacing Hati
Penyakit ini juga dapat terjadi akibat infeksi cacing hati, yaitu opisthorchiidae dan fasciolidae.
Infeksi cacing hati dapat menjangkiti seseorang apabila sering mengonsumsi makanan mentah atau belum matang, serta mengonsumsi makanan yang terkontaminasi larva cacing hati.
11. Hepatitis Akut Misterius
Penyebab penyakit ini belum jelas, sehingga nama lainnya adalah hepatitis akut misterius.
Faktor penyebab penyakit hepatitis
1. Faktor Lingkungan
Contoh faktor lingkungan yang bisa menjadi penyebab atau pemicu penyakit ini, antara lain:
- Air yang tidak layak untuk minum atau untuk mencuci peralatan makan.
- Kurangnya fasilitas sanitasi; Kamar mandi atau tempat cuci tangan.
- Kontak dengan jarum suntik bekas, alat suntik, atau benda lain yang terkontaminasi darah yang terinfeksi.
2. Gaya Hidup
Ada beberapa perilaku atau aktivitas yang berpotensi terpapar virus, bahan kimia beracun, atau zat penyebab penyakit ini, yaitu:
- Berbagi jarum suntik atau benda lain.
- Melakukan hubungan seksual yang tidak aman; Tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks atau bergonta-ganti pasangan.
- Bekerja di sekitar bahan kimia beracun. Petugas kebersihan, pelukis, penyedia layanan kesehatan, atau pekerja pertanian, berpotensi terkena penyakit ini.
- Minum air yang belum matang atau makan makanan yang tidak terolah dengan aman dan benar.
- Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama.
- Minum obat yang terkait dengan kondisi ini.
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan seseorang juga bisa memengaruhi terjangkitnya penyakit ini. Berikut sejumlah hal yang dapat meningkatkan risiko kondisi ini:
- Belum mendapatkan vaksinasi.
- Memiliki infeksi akut atau kronis dengan satu atau lebih virus.
- Memiliki gangguan autoimun.
- Lahir dari ibu yang terinfeksi virus hepatitis B.
Pencegahan penyakit hepatitis.
Berikut ini pencegahan kondisi ini yang dapat kamu lakukan:
- Melakukan vaksinasi. Sekarang ini sudah ada vaksin yang bisa mencegah hepatitis A dan B, tapi belum ada vaksin untuk hepatitis C.
- Mengurangi konsumsi alkohol.
- Menjaga kebersihan sumber air.
- Mencuci bahan makanan yang kamu konsumsi, terutama kerang dan tiram, sayuran, serta buah-buahan.
- Tidak berbagi pakai sikat gigi, pisau cukur, atau jarum suntik dengan orang lain.
- Tidak menyentuh darah tanpa sarung tangan pelindung.
- Melakukan hubungan seksual yang aman. Misalnya, menggunakan kondom atau tidak berganti-ganti pasangan (setia pada satu pasangan).